NOVEL-NOVEL SHAHNON AHMAD DALAM PERSPEKTIF ETNOGRAFI SEMANTIK

SHAHNON AHMAD’S NOVELS IN SEMANTIC ETHNOGRAPHIC PERSPECTIVE

  • Azman Ismail Fakulti Penulisan Kreatif, Akademi Seni Budaya dan Warisan Kebangsaan (ASWARA), Kuala Lumpur.
Keywords: Etnografi Semantik, Intelektual Melayu, Wacana, Produk Budaya, Perilaku Budaya

Abstract

Kajian ini bertujuan membuktikan kedudukan novel-novel Shahnon Ahmad sebagai produk budaya masyarakat Melayu yang berhubung rapat dengan intelektual dan sistem sosial mereka. Sebagai produk budaya, karya-karya tersebut memuatkan wacana tentang sosiopolitik, psikososial dan sosioekonomi yang berkembang dalam masyarakat Melayu sejak pertengahan 1960-an hingga 1990-an. Kesemua unsur tersebut dimuatkan dalam sembilan buah novel iaitu Ranjau Sepanjang Jalan (1966), Rentong (1965), Patriarch (1991), Terdedah (1965), Srengenge (1974), Seluang Menodak Baung (1978), Kemelut (1977), Tunggul-Tunggul Gerigis (1989), Igauan dan Cerita-Cerita Lain (1996) yang menjadi fokus kajian ini. Berdasarkan kajian tekstual dan analisis kandungan, kesemua sembilan novel ini memuatkan bentuk-bentuk wacana intelektual dan fenomena-fenomena budaya yang dapat difahami dari perspektif teori etnografi semantik Goodenough (1957) sebagai perilaku-perilaku budaya yang terbentuk akibat daripada amalan kehidupan, adat resam dan sebagainya. Pada masa yang sama, kesemua novel ini berfungsi sebagai medium untuk memahami perilaku budaya masyarakatnya dengan persekitaran kehidupan Persatuan masing-masing. Dalam perspektif Goodenough, novel-novel ini menjadi medium untuk memahami bagaimana pengarang memperlihatkan cita-cita masyarakat Melayu dalam aspek psikososial, sosioekonomi dan sosiopolitik ketika berhadapan dengan sistem tertentu. Melalui karya-karya ini juga, dapat difahami tentang cara berfikir, struktur kebudayaan dan perilaku yang menjadi asas kepada pembentukan ilmu pengetahuan sesebuah masyarakat yang menjadi fokus kepada penulisan karya-karya Shahnon.

 

This study intended to prove the position of Shahnon Ahmad's novels as cultural products of the Malay community that reflected their intellectual and social systems. As cultural products, the novels included discourses on the sociopolitical, psychosocial and socioeconomic developments of the Malay community since the mid1960s to the 1990s. All of these elements are contained in nine novels: Ranjau Sepanjang Jalan (1966), Rentong (1965), Patriarch (1991), Terdedah (1965), Srenggenge (1974), Seluang Menodak Baung (1978), Kemelut (1977), Tunggul-Tunggul Gerigis (1989), Igauan dan Cerita-Cerita Lain (1996) which became the subject of this study. Based on the textual and content analyses, these nine novels contain the forms of intellectual discourses and cultural phenomena that can be understood from the perspective of the Goodenough semantics of ethnographic theory (1957) as cultural behaviors formed as a result of the practice of life, customs and so on. At the same time, all of these novels can be a medium to understand the cultural behaviors of their communities in their living environment. In Goodenough's perspective, these novels became the medium to understand how the author shows the ideals of the societies in terms of pscycosocial, socio-economic and sociopolitical aspects of dealing with established systems. Through these works, we understand the society’s modes of thinking, its culturalstructures and behavior that have become the basis for the writing of Shahnon's novels.

How to Cite
Ismail, A. (1). NOVEL-NOVEL SHAHNON AHMAD DALAM PERSPEKTIF ETNOGRAFI SEMANTIK . RUMPUN JURNAL PERSURATAN MELAYU, 6(1), 1 - 30. Retrieved from http://rumpunjurnal.com/jurnal/index.php/rumpun/article/view/36